1. Definisi
Hepatitis
adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena Toxic, seperti kimia atau
obat atau agen penyebab infeksi (Suriadi dan Rita Yuliana, 2001, hal. 131)
2. Etiologi
Ø Virus Hepatitis A, B, non A dan B
(hepatitis C), D, E
Ø Spektrum Herpes Simpleks, Sitomegalofirus,
Imunodefisiensi Manusia
Ø Rubella, Advenovirus, Enterovirus
3. Penularan
Rute Penularan
|
HAV
|
HBV
|
HCV
|
HDV
|
HEV
|
Perkutan
|
+
|
+ + + +
|
+ + + +
|
+ + + +
|
0
|
Fecal-oral
|
+ + + +
|
0
|
0
|
0
|
+ + + +
|
Seksual
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Transplacenta
|
0
|
+ + +
|
|
0
|
?
|
4. Epidemiologi
HAV : Mendekati 100% pada anak biasanya tanpa gejala
atau ringan, inkubasi 4 minggu
HBV : 10% pada anak inkubasi 45-160%
HCV : Obat IV 40%, Tranfusi 10%
HDV : Jarang pada anak
HEV : Pada orang yang pernah mengunjungi / migrasi
dari daerah Endemik
5. Patologi
Hati
mengalami nekrosis terutama pada sentrilobiler, reaksi radang pada mononuklear
diffus menyebabkan dominan pada porta yang dapat menimbulkan proliferasi pada
duktus.
Limfe
membesar, sumsum tulang mengalami Hipoplastik sedang, perubahan Filli Usus,
Ulserasi GIT.
6. Patofisiologi
Virus
hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrasi pada
Hepatocytes oleh Sel Mono Nuklear. Proses ini dapat menyebabkan degenerasi dan
nekrosisi sel parenkim hati
Respon
peradangan menyebabkan pembekuan dan memboklir sistem drainase hati menyebabkan
destruksi pada sel hati.
Statis
empedu (Billiary) dan empedu tidak dapat mengekskresi ke dalam kantung empedu
bahkan ke dalam susu sehingga meningkat dalam darah dan menyebabkan
Hiperbillirubin dalam urine sehingga Urobillirubin dan kulit Hepatoceculer
Jaudice.
7. Manifestasi Klinis
Stadium
Pre Ikterik (Prodromal ± 4-7 hari)
Gejala masih umum : Demam
(< 39oC), Nyeri Kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, kadang-kadang disertai
dengan nyeri perut kanan atas dan saluran pernafasan atas diare, konstipasi,
urine berwarna lebih tua (kuning pekat)
Stadium
Ikterik (± 3-6 minggu)
Mulai tampak ikterus pada
membran mukosa, terutama sklera dan mukosa bawah lidah kemudian menjalar ke
seluruh tubuh, suhu mulai turun, hati membesar dan nyeri tekan, feses
kecoklatan, gejala prodromal bertambah berat untuk sementara waktu dan
menghilangkan bersamaan dengan bertambah beratnya ikterik.
Stadium
Pasca Ikterik (Rekofalensi) ± pada bulan ke dua
Merupakan fase penyembuhan
bersifat sempurna pada akhir bulan kedua, ikterus berkurang warna urine dan
feses normal (jarang yang menunjukkan kelainan fungsi hati)
8. Diagnostik
HAV
|
HBV
|
HCV
|
HDV
|
HEV
|
1.Serologi
2.Biopsi Hati
3.Anti HAV
4.IgM, IgG
5.ALT, AST
6.Billirubin
7.Alkali Fosfat
8.PT
|
1. Serologi
2. Anti HBV
3. HbsAg, HbeAg
4. IgM Anti HBcAg
|
1. Assay Serologi
2. Anti HCV
|
1.Virus belum diisolasi tidak ada antigen
2.IgM terhadap HDV
3.RRP/RNA
|
1. Teknologi DNA Rekombinan
2. IgM
|
9. Diagnosa Banding
Ikterus
Fisiologi
Penyakit
Hemolitik
Sepsis
Neonatum
Atresia
Billiaris
Kista
Koledoksus
Sindrome
Hemolitik Uremik
Sindrome
Rave
Batu
Empedu
Penyakit
Wilson
Kistik
Fibrosis
10. Pencegahan
Ø Menggunakan alat suntik Disposible /
Seterilisasi Instrumen secara adequat
Ø Mengobati penyakit yang merusak kulit / mukosa
Ø Gizi yang baik atau perbaikan gizi
Ø Imunisasi
Ø Menghindari kontak Mikrolesi (Pemakaian
alat-alat rumah tangga)
Ø Isolasi
Ø Penyuluhan
11. Penanganan
Diet
Jika pasien muntah terus
menerus berikan infus, jika muntah sudah mereda beri makanan lunak sedikit-sedikit
tapi sering yang mengandung cukup kalori dan protein.
Aktivitas
Istirahat di tempat tidur /
Bedret Total sampai Ikterus hilang atau pada dehidrasi berat.
Pengobatan
Jika ada perdarahan GIT
berikan vitamin K
Beri obat yang tidak merusak
hati / memperberat kerja hati (tidak ada medika mentosa khusus karena dapat
sembuh sendiri)
Kortikosteroid tidak boleh
KONSEP DASAR ASKEP
1. BIODATA
Mendekati
100% pada anak, lebih banyak pada HAV, 1/3 kasus anak pada HBV, 20% pada HCV
dan sebagian kecil pada HDV dan HEV.
2. Keluhan Utama
Kelemahan, kelelahan
3. RPS
Demam, nyeri kepala, lemah,
konstipasi, diare, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada perut kuadran kanan
atas.
4. RPD
Jika ibu sedang menderita
penyakit Hepatitis 70-90% bayi akan terinfeksi (HBV)
5. RPK
Penyakit Hepatitis sangat
menular terutama lewat perkutan dan oral fecal.
Dengan kontak, keluarga akan
mendapatkan penyakit ini.
6. ADL
Nutrisi
Pada stadium prodromal
biasanya disertai dengan anoreksia dan mual muntah
Eliminasi
Terkadang diare atau
konstipasi, warna urine menjadi lebih tua (kuning pekat)
Aktivitas
Kelelahan, kelemahan, malaise
7. Pemeriksaan
Pemeriksaan
Umum
Suhu : Pada
stadium prodromal biasanya demam (< 39oC)
Nadi : Normal
TD : Normal
Pemeriksaan
Fisik
Kepala
: Ikterus pada sklera, kulit mukosa bawah lidah dan nyeri kepala
Thorak : -
Abdomen
: Nyeri
tekan pada kuadran kanan atas hepatomegali
Ekstermitas
: Kelalahan,
kelemahan
Rectum : Terdapat
diare / konstipasi
8. Pemeriksaan LAB
SGOT
/ SGPT : Meningkat pada prodromal mencapai puncak pada saat ikterus
Billirubin
serum : Meningkat
Alkali
fosfat : Meningkat terutama pada anak yang
PT : Meningkat (kelainan sintesa protein ® menggambarkan cidera hati sensitif)
Biopsi
Hati : Abnormal (Bukan pemeriksaan yang rutin dilakukan kecuali diagnosis
masih meragukan)
DL : Leukopeni, Limfositosis
Serologi : -
Feses : Kecoklatan
9. Diagnosa
Intoleransi
aktivitas s/d kelelahan, penurunan kekuatan otot
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan s/d anoreksia, mual, muntah
Resiko
infeksi terhadap orang lain s/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
Resiko
tinggi terhadap kekurangan volume cairan s/d out put yag berlebihan melalui
muntah, diare dan perdarahan
Resiko
injuri s/d fulminan
Kurang
pengetahuan s/d perawatan di rumah, dan prognosa yang lama
10. Intervensi
Dx. 1 Tujuan :
Pasien dapat melakukan aktivitas kembali
Kriteria Hasil : Kemampuan
melakukan aktivitas tanpa adanya sesak, penurunan TD, peningkatan nadi
1. Tingkatkan tirah baring/duduk
R/ Meningkatkan istirahat dan menenangkan,
menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan
2. Ubah posisi dengan sering, berikan
perawatan
R/ Meningkatkan fungsi pernafasan, menurunkan
resiko kerusakan jaringan
3. Lakukan tugas dengan cepat sesuai dengan
toleransi
R/ Memungkinkan periode tambahan istirahat
tanpa gangguan
4. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,
bantu melakukan latihan rentang gerak sendi aktif/pasif
R/ Tirah baring yang lama dapat menurunkan
kemampuan
5. Dorong menggunakan teknik manajemen stress
R/ Meningkatkan relaksasi dan menghemat
energi
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi
R/ Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur
Dx. 2 Tujuan :
Klien dapat menunjukkan / mempertahankan
BB yang ideal
Kriteria Hasil : Adanya
minat / selera makan, porsi makan sesuai dengan kebutuhan, BB dipertahankan
sesuai dengan usia
1.
Awasi pemasukan jumlah diet /
kalori. Berikan makanan sedikit-sedikit tapi sering dan tawarkan makan pagi
paling besar
R/ Makanan banyak dapat merangsang
peristaltic usus menjadi lambat sehingga dapat membuat Pasien merasa ingin
muntah
2.
Berikan perawatan mulut sebelum
makan
R/
Menghilangkan
rasa tidak enak dan dapat meningkatkan nafsu makan
3.
Anjurkan makan pada posisi tegak
R/
Menurunkan rasa jenuh, dan meningkatkan pemasukan
4.
Berikan nutrisi secara parenteral,
untuk mempertahankan kebutuhan kalori sesuai dengan program
R/ Dibutuhkan
jika intake per oral tidak mencukupi
Dx. 3 Tujuan :
Mengurangi resiko terjadinya infeksi
terhadap orang lain
Kriteria Hasil : Pasien
mampu melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari infeksi terhadap orang
lain
1.
Lakukan teknik isolasi sesuai
denagn kebijakan rumah sakit (cuci tangan efektif)
R/
Mencegah ransmisi penyakit / virus kepada orang lain
2.
Batasi pengunjung
R/
Pasien terpanjan terhadap proses infeksi potensial
resiko infeksi sekunder
3.
Jelaskan prosedur isolasi pada
orang tua / orang terdekat
R/
Pemahaman alasan mengurangi perasaan terisolasi
Dx. 4 Tujuan :
Mempertahankan rehidrasi adequat
Kriteria Hasil : Turgor
kulit baik, haluaran urine sesuai, TTV sesuai
1.
Awasi masukan dan haluaran,
bandingkan dengan BB harian dan catat kehilangan melalui muntah dan diare
R/
Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti / efek
therapy
2.
Kaji TTV, Turgor kulit dan membran
mukosa
R/
Membran mukosa kering memperlihatkan kekurangan cairan
3.
Observasi tanda perdarahan seperti
Hematuria, Melena, Perdarahan Gusi atau Bekas Injeksi.
R/ Kadar
Protrombin dan waktu Koagulasi menunjukkan Absobsi Vit K terganggu pada GIT dan
sintesa Protrombin menurun karena mempengaruhi hati.
11. Pelaksanaan
1. Mempertahankan Aktivitas yang cukup
1) Atur periode Istirahat dan Aktivitas
2) Kaji Aktivitas Pasien
3) Haindari Aktivitas yang berlebihan
4) Jelaskan pentingnya istirahat
2. Mengajarkan kepada orang tua bagaimana
mempertahankan Status Nutrisi yang Adequat
1) Kaji kesukaan makanan pasien
2) Berikan istirahat yang Adequat
3) Pemberian nutrisi secara parenteral untuk
mempertahankan kebutuhan kalori sesuai program
3. Ajarkan pada orang tua bagaimana mencegah
penularan Infeksi
1) Ajarkan teknik mencuci tangan yang benar
2) Ajarkan tentang teknik kebersihan
perorangan ( Personal Hygine )
3) Imunisasi bila potensi tertular
4. Mempertahankan kebutuhan Elektrolit dan
cairan dalam tubuh
12. Evaluasi
1. Melaporkan kemampuan peningkatan toleransi
Aktivitas
2. Peningkatan BB dan mempertahankan BB Ideal
3. Mempertahankan Rehidrasi Adequat
4. Menunjukkan Teknik / perubahan pola hidup
untuk menghindari Infeksi Ulang
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, lynda juall; Diagnosa
Keperawatan,EGC,2001
Nelson;Ilmu
Kesehatan Anak Edisi 15,Jakarta,2001
Redaksi;Pioners
Edisi Juni 2005,DIS (Duta Ikhwana Salama),Surabaya,2005
Suriadi dan rita yuliana;Asuhan
Keperawatan Anak Edisi 1,CV Sagung Seto,Jakrta,2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar