Powered By Blogger

Jumat, 04 Januari 2013

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA CA LAMBUNG




1                 Konsep Dasar Medis
1.1.Pengertian
Suatu keadaan dimana sel tumor pada mukosa lambung dengan erosi-erosi mungkin berdarah, sering kali nyeri epigastrum tiba-tiba hematemesis (Kapita selekta kedokteran, 1982 : 65).
1.2.Etiologi
Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa, varioa, morbili dan lain-lain) atau karena pengaruh makan-minuman (bahan-bahan kimia arsen, plumbun, obat-obatan yang mengandung salisilat, asam basa kuat, KmnO4 dan lain-lain).
1.3.Patofisiologi
 












1.4.Manifestasi klinik
Pada tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida, dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi: 1) Biasanya nonspesifik (tidak khas), 2) Rasa tidak enak/nyaman pada perut (abdominal discomfort), 3) Nausea (perasaan/sensasi sebelum muntah), 4) Vomiting (muntah), 5) Anorexia (kehilangan selera makan), 6) Berat badan menurun (weight loss), 7) Perdarahan (hemorrhage)
1.5.Penatalaksanaan
1.5.1.   Diet lunak, diberikan sedikit-sedikit tetapi sering. Hindari bahan-bahan yang merangsang seperti alkohol, bumbu dapur, dan lain-lain.
1.5.2.   Berikan antasid, kecuali pada gastritis hipertropik dan atropi gaster. Kini gastritir hipertropik dan atropi gaster dihubungkan dengan proses auto imun dan adanya anemia  permisiosa, karena itu pada kasus ini diberikan kortikosteroid, vitamin b 12, bisa juga diberi seperti asam glutamat, HCl, julapamin, enzim-enzim lambung.
1.5.3.   Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasid, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum makan.
1.5.4.   Pembedahan, jika penyakit tanda menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahan masih dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reseksi kuratif akan berhasil bila tidak ada tanda-tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi jaringan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfe secukupnya.
1.5.5.   Kemoterapi, pada tumor ganas gaster dapat dilakukan kombinasi kemoterapi. Diantara obat yang digunakan adalah 6 Fu, trimetiexote, mitomisin C, hidro urea, dan karmisetin dengan hasil 18%-30%, kombinasi terapi telah memberikan hasil lebih baik sekitar 3%. Regimen FAM (5 Fu, doksorubisin, mitocin C), kombinasi lain yang digunakan adalah EAP) Etoposid, doksorubisin, sisplatin).
1.5.6.   Pengobatan radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
1.6.Komplikasi
Menurut Sudayo (2006 : 351) komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut : 1) Perforasi, 2) Hematemesis, 3) Obstruksi  pada  bagian bawah  lambung  dekat   pilorus, 4) Adhesi, 5) penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.

2                 Konsep Dasar asuhan Keperawatan
2.1           Pengkajian
2.1.1     Biodata
Jenis kelamin, ♀ ♂, suku bangsa :
Tumor jinak banyak ditemukan pada dewasa diatas 55 tahun.
2.1.2     Keluhan utama
Mual, muntah dan anoreksia.
2.1.3     Riwayat penyakit dahulu
Mempunyai golongan darah A dan faktor infeksi H. pylori (Doengoes 2001, 153)
2.1.4     Riwayat penyakit keluarga
Dalam garis keluarga bergolongan darah A.
2.1.5     ADL
1.   Pola Nutrisi
Anoreksia, disfagia, nausea, keluhan saluran cerna, penurunan BB karena intake kalori menurun dan rendahnya penyerapan zat gizi.
2.   Pola Eliminasi
Konstipasi, penurunan frekuensi Bak karena intake yang berkurang
3.   Pola akivitas
Ketidakmampuan untuk latihan dan aktivitas rutin, kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
4.   Pola personal hygiene
Ketidakmampuan untuk memenuhi secara mandiri
2.2           Diagnosa keperawatan (Doengoes, 2001)
2.2.1     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang.
2.2.2     Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa gaster.
2.2.3     Ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
2.3           Intervensi
2.3.1     Diagnosa keperawatan I
-       Tujuan : pemenuhan kebutuhan nutrisi.
-       Kriteria hasil : peningkatan BB, intoleruasi diet yang dianjurkan.
-       Intervensi
·         Umur masukan diet harian dengan jumlah kalori.
R / Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan.
·         Bantu dan dorong pasien untuk makan, jelaskan alasan tipe diet beri pasien diet makan bila pasien mudah lelah.
R / diet yang tepat penting untuk penyembuhan.
·         Berikan makanan halus hindari makanan kasar sesuai indikasi.
R / Perdarahan dari varises esofagus dapt terjadi pada serosis berat.
·         Berikan makanan sedikit dan sering.
R / Buruknya   toleransi   terhadap   makanan   banyak   mungkin berhubungan dengan peningkalan tekanan intra abdomen.
·         Berikan peratan mulut sebelum makan.
R/ Pasien cenderung mengalami luka gusi dan tidak ada rasa tidak enak.
2.3.2     Diagnosa keperawatan 2
-       Tujuan : mengatakan nyeri hilang.
-       Kriteria hasil : menunjukkan postui tubuh rileks dan mampu tidur atau istirahat dengan tenang.
-       Intervensi:
     Catat keluhan nyeri, lokasi, lama, intensitas.
R / Memaatau mendiagnosa etiologi perdarahan dan komplikasi.
     Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
R. / Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
     Berikan makanan sedikit tapi sering.
R. / Merangsang agar man makan tanpa merangsang nyeri.
     Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
R/ Mengetahui tentang adaptif makanan.
     Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif
           R / Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri:
2.3.3     Diagnosa Keperawatan 3
-       Tujuan : menyatukan rentang perasaan yang tepat.
-       Kriteria hasil : menunjukkan rileks dan laporan ansietas menurun sampai tingkat perasaan yang tepat.
-       Intervensi
·         Catat petunjuk perilaku contoh gelisah, madah terangsang, kurang
kontak mata.
R/ Indikator derajat takut yang dialami pasien.
·         Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.
R /  Membuat hubungan terapeutik.
2.4           Implementasi
Implementasi pada pasien ca lambung sesuai dengan intervensi yang dirancang sebelumnya.
2.5           Evaluasi
2.5.1     Kebutuhan nutrisi tercukupi.
-       Klien akan mempertahankan masukan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme
-       Nafsu makan meningkat 
-       Tidak terjadi penurunan berat badan
2.5.2     Mencapai peredaan gangguan rasa nyaman.
-       Melaporkan peredaan rasa nyeri (skala nyeri 0)
-       Pasien tidak tampak meringis
-       Pasien tampak lebih rileks
2.5.3     Mencapai penurunan ansietas.
-       Klien terlihat lebih rileks
-       Nadi normal (60-100 x/mnt untuk dewasa)
-       Respirasi normal(12-20 x/mnt)

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, ME (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ke 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Soeparman (1999), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Pustaka, Penerbit FKUI, Jakarta.

Sylvia Anderson (1996), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Alih Bahasa, Adi Dharma, Edisi II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar