1
Konsep Dasar
Medis
1.1.Pengertian
Suatu keadaan dimana sel tumor pada mukosa lambung dengan erosi-erosi
mungkin berdarah, sering kali nyeri epigastrum tiba-tiba hematemesis (Kapita
selekta kedokteran, 1982 : 65).
1.2.Etiologi
Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa,
varioa, morbili dan lain-lain) atau karena pengaruh makan-minuman (bahan-bahan
kimia arsen, plumbun, obat-obatan yang mengandung salisilat, asam basa kuat,
KmnO4 dan lain-lain).
1.3.Patofisiologi
1.4.Manifestasi klinik
Pada tahap
awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida, dapat
menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi: 1) Biasanya
nonspesifik (tidak khas), 2) Rasa tidak
enak/nyaman pada perut (abdominal discomfort), 3) Nausea (perasaan/sensasi sebelum muntah), 4) Vomiting (muntah), 5) Anorexia (kehilangan selera makan), 6) Berat badan menurun (weight loss), 7) Perdarahan (hemorrhage)
1.5.Penatalaksanaan
1.5.1.
Diet lunak, diberikan sedikit-sedikit tetapi sering.
Hindari bahan-bahan yang merangsang seperti alkohol, bumbu dapur, dan
lain-lain.
1.5.2.
Berikan antasid, kecuali pada gastritis hipertropik dan
atropi gaster. Kini gastritir hipertropik dan atropi gaster dihubungkan dengan
proses auto imun dan adanya anemia
permisiosa, karena itu pada kasus ini diberikan kortikosteroid, vitamin
b 12, bisa juga diberi seperti asam glutamat, HCl, julapamin, enzim-enzim
lambung.
1.5.3.
Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasid, berikan
oksitosin tablet 15 menit sebelum makan.
1.5.4.
Pembedahan, jika penyakit tanda menunjukkan tanda
penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah
sebar, pembedahan masih dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reseksi kuratif
akan berhasil bila tidak ada tanda-tanda metastasis di tempat lain, tidak ada
sisa Ca pada irisan lambung, reseksi jaringan sekitar yang terkena, dari
pengambilan kelenjar limfe secukupnya.
1.5.5.
Kemoterapi, pada tumor ganas gaster dapat dilakukan
kombinasi kemoterapi. Diantara obat yang digunakan adalah 6 Fu, trimetiexote,
mitomisin C, hidro urea, dan karmisetin dengan hasil 18%-30%, kombinasi terapi
telah memberikan hasil lebih baik sekitar 3%. Regimen FAM (5 Fu, doksorubisin,
mitocin C), kombinasi lain yang digunakan adalah EAP) Etoposid, doksorubisin,
sisplatin).
1.5.6. Pengobatan
radiasi
Pengobatan
dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
1.6.Komplikasi
Menurut Sudayo (2006 : 351)
komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut : 1) Perforasi, 2) Hematemesis, 3) Obstruksi pada bagian bawah
lambung dekat pilorus, 4) Adhesi,
5) penyebaran pada berbagai organ seperti hati,
pankreas dan kolon.
2
Konsep Dasar asuhan Keperawatan
2.1
Pengkajian
2.1.1
Biodata
Jenis kelamin, ♀ ♂, suku bangsa :
Tumor jinak
banyak ditemukan pada dewasa diatas 55 tahun.
2.1.2
Keluhan utama
Mual, muntah dan
anoreksia.
2.1.3
Riwayat penyakit dahulu
Mempunyai golongan darah A dan faktor infeksi H. pylori (Doengoes 2001,
153)
2.1.4
Riwayat penyakit keluarga
Dalam garis
keluarga bergolongan darah A.
2.1.5
ADL
1.
Pola Nutrisi
Anoreksia, disfagia, nausea, keluhan saluran cerna, penurunan BB karena
intake kalori menurun dan rendahnya penyerapan zat gizi.
2.
Pola Eliminasi
Konstipasi,
penurunan frekuensi Bak karena intake yang berkurang
3. Pola
akivitas
Ketidakmampuan untuk latihan dan aktivitas rutin, kesulitan melakukan
aktivitas sehari-hari.
4.
Pola personal hygiene
Ketidakmampuan
untuk memenuhi secara mandiri
2.2
Diagnosa
keperawatan (Doengoes, 2001)
2.2.1
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang.
2.2.2
Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa
gaster.
2.2.3
Ketakutan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
2.3
Intervensi
2.3.1
Diagnosa keperawatan I
-
Tujuan : pemenuhan kebutuhan nutrisi.
-
Kriteria hasil : peningkatan BB, intoleruasi diet yang
dianjurkan.
-
Intervensi
·
Umur masukan diet harian dengan jumlah kalori.
R / Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan.
·
Bantu dan dorong pasien untuk makan, jelaskan
alasan tipe diet beri pasien diet makan bila pasien mudah lelah.
R / diet yang tepat penting untuk penyembuhan.
·
Berikan makanan halus hindari makanan kasar
sesuai indikasi.
R / Perdarahan dari varises esofagus dapt terjadi pada
serosis berat.
·
Berikan makanan sedikit dan sering.
R
/ Buruknya toleransi terhadap
makanan banyak mungkin berhubungan dengan peningkalan
tekanan intra abdomen.
·
Berikan peratan mulut sebelum makan.
R/
Pasien cenderung mengalami luka gusi dan tidak ada rasa tidak enak.
2.3.2
Diagnosa keperawatan 2
-
Tujuan : mengatakan nyeri hilang.
-
Kriteria hasil : menunjukkan postui tubuh rileks dan
mampu tidur atau istirahat dengan tenang.
-
Intervensi:
• Catat keluhan nyeri, lokasi, lama,
intensitas.
R
/ Memaatau mendiagnosa etiologi perdarahan dan komplikasi.
• Kaji ulang
faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
R.
/ Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
• Berikan makanan sedikit tapi sering.
R. / Merangsang agar man makan tanpa merangsang nyeri.
• Identifikasi dan batasi makanan yang
menimbulkan ketidaknyamanan.
R/ Mengetahui tentang adaptif makanan.
• Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif
R / Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan
nyeri:
2.3.3
Diagnosa Keperawatan 3
- Tujuan
: menyatukan rentang perasaan yang tepat.
- Kriteria
hasil : menunjukkan rileks dan laporan ansietas menurun sampai tingkat perasaan
yang tepat.
- Intervensi
·
Catat petunjuk perilaku contoh gelisah, madah
terangsang, kurang
kontak mata.
kontak mata.
R/ Indikator derajat takut yang dialami pasien.
·
Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan
umpan balik.
R / Membuat
hubungan terapeutik.
2.4
Implementasi
Implementasi pada pasien ca lambung
sesuai dengan intervensi yang dirancang sebelumnya.
2.5
Evaluasi
2.5.1
Kebutuhan
nutrisi tercukupi.
-
Klien akan
mempertahankan masukan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme
-
Nafsu
makan meningkat
-
Tidak
terjadi penurunan berat badan
2.5.2
Mencapai
peredaan gangguan rasa nyaman.
-
Melaporkan
peredaan rasa nyeri (skala nyeri 0)
-
Pasien
tidak tampak meringis
-
Pasien
tampak lebih rileks
2.5.3
Mencapai
penurunan ansietas.
-
Klien
terlihat lebih rileks
-
Nadi
normal (60-100 x/mnt untuk dewasa)
-
Respirasi
normal(12-20 x/mnt)
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,
ME (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ke 3, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta.
Soeparman
(1999), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Pustaka, Penerbit FKUI,
Jakarta.
Sylvia
Anderson (1996), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Alih Bahasa, Adi Dharma, Edisi II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar